Rabu, 17 Juli 2013

Bismillaah

Ini memang sulit, sakit, tapi pasti bisa. Allah aka menolong hamba-Nya yang mau berubah menjadi lebih baik.

Ketika kita disuruh menunggu, lantas bertanya, hingga kapan? sampai kapan? berapa lama? Maka sebenarnya kita tidak sedang menunggu, Kawan. Tapi berhitung, penuh perhitungan sang pedit nan pelit.

Ketika kita disuruh bersabar, lantas nyeletuk iya kalau ujungnya dapat, kalau nggak? Rugi dong. Maka sebenarnya kita tidak sedang bersabar, Kawan. Tapi transaksi jual beli, atau malah bertaruh. Seolah bersabar adalah pilihan tersisa yang dilempar di atas meja taruhan.

Padahal, sungguh tidak ada resiko bagi orang yang sabar. Dia menjual sesuatu kepada yang maha memiliki segala sesuatu. Apanya yang akan rugi? Jangan begitu keliru memahami hakikat sabar. Orang2 dulu yang berilmu bahkan menghabiskan puluhan tahun hanya untuk mengerti satu cabangnya saja.

*Tere Lije

Tidak ada yang bisa menyakiti hati seseorang yang sabar--fisiknya bisa, tapi jiwanya utuh.

--Tere Lije