Jumat, 24 Januari 2014

*Sahabat baik
Sahabat baik seperti belajar naik sepeda
Walaupun lama tak bersua,
Jarak dan waktu memisahkan,
Saat bertemu kembali, tetap sama
Mungkin sedikit kaku di awalnya, tapi sama menyenangkan

Sahabat baik laksana lukisan bersejarah
Walaupun muncul teman baru
Tempat baru, sekolah baru, pekerjaan baru
Selalu ada tempat meletakkan lukisan tersebut
Di ruangan terbaik, dan semakin bernilai
Di antara benda-benda istimewa lainnya

Sahabat baik seperti hujan
Yang menyiram lembut tanah gersang nan tandus
Agar tumbuh benih-benih manfaat
Besok lusa tinggi menjulang karena kepedulian
Selalu begitu, tak pernah berhenti

Aduhai,
Sahabat baik bagai weker, dia mengingatkan
Sahabat baik bagai helm, dia melindungi
Pun bagai sapu lidi, tiada guna sapunya kalau hanya sehelai lidi
Sahabat baik adalah segalanya

Dan tentu saja
Dia lebih istimewa dibanding HP, laptop, gagdet kita
Yang pasti dibuang saat rusak atau ketinggalan jaman
Sahabat baik selalu sebaliknya: semakin lama, semakin istimewa
Selalu spesial.

* Tere Liye
on 1/24/2014 08:45:00 PM by miftahazzahra | 1 comment  Edit

Kadang kita lupa
Ketika seseorang hadir dalam hidup kita,
Bukan berarti dia akan selalu bersama kita
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita belajar
Dari hal menyakitkan dan menyenangkan
Saat dia telah pergi kemudian

Ketika sebuah masalah melingkupi kita
Bukan berarti kita bisa mengatasinya segera,
Seperti minum obat langsung cespleng
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita bersabar
Menjadi lebih kuat dan kokoh
Untuk menghadapi masalah lebih besar lagi

Banyak sesuatu yang terlihat
Tapi sejatinya bukan demikian kelihatannya
Seringkali sesuatu yang kita pahami
Namun sesungguhnya tidak begitu hakikatnya

Misalnya,
Jatuh cinta itu kadang memang mudah
Tapi menjaganya abadi adalah sejatinya
Cinta pertama itu memang indah
Namun cinta terakhir selama-lamanya adalah hakikatnya

Semoga kita tidak melupakan yang satu ini.

*Tere Liye, repos

Senin, 20 Januari 2014

Bismillaah

Tadi waktu sholat berjamaah di salah satu masjid kampus,aku sholat di samping seorang ibu bersama anaknya. Setelah sholat selesai anak itu bertanya pada ibunya.

Anak : "ummi, tadi aku sholatnya cepet banget lho..ummi lihat nggak?"
Ummi : "sayang, tadi itu nggak boleh kayak gitu. Kalau kita sholat berjamaah, tunggu imamnya, jangan mendahului imam."
Anak : "Ummi, aku mau berdoa buat ummi dan abi ya, tadi aku lihat di bawah abi lagi sholat."
Ummi : "iya sayang."

Anak itu langsung berdoa untu kedua orang tuanya. Aku perhatikan, dia polos sekali, tulusnya ia berdoa untu ayah dan ibunya. Aku berpikir, apa aku pernah seikhlas dia berdoa untu ayah dan ibuku?
#jadi malu sendiri. berasa tidak pernah  bersyukur. Astagfirullahhal'adzim.

Jumat, 10 Januari 2014

"Melupakan" adalah salah satu dahan dari pohon cinta. Dia dekat dengan dahan "melepaskan". Dan boleh jadi, besok lusa, seiring waktu berjalan, dua dahan ini justeru menjadi akibat penting bersatunya sebuah cinta.
Sayangnya, dahan-dahan ini tidak akan terlihat oleh orang yang terlalu dekat, melotot pula, takut sekali kehilangan, saat menatap pohon cinta. Terabaikan begitu saja.

*Tere Liye

Sayangi rasa sakit yang kita terima. Peluk dengan erat. Maka semoga rasa sakitnya berkurang.
Sungguh, apa2 yg kita tidak sukai, boleh jd itu amat baik bagi kita.

*Darwis Tere Liye

Ingat, tujuan awalmu!

Bismilaah

Minggu ini disbukkan dengan yang namanya UAS. Ya, UAS pertama di bangku kuliah. Rasanya nanonano. Mulai bingung dengan materi yang bejibun. Belum lagi, ketika dapat dosen yang kalau nerangin cepet banget dan mungkin malah nggak diterangin. Soal yang bakal keluar pun susah ditebak.

Nah, ini yang menjadi ujian kita yang sebenarnya. Kembali ke pertanyaan awal. Kita kuliah untuk dapat nilai atau untuk dapat ilmu? Kita kuliah untuk mencari Ridho Allah atau justru sebaliknya?

Ketika dapat cerita dari teman bahwa banyak mahasiswa yang melakukan cheating pas ujian rasanya kayak digelitikin hatinya. Dia kuliah mau sekedar kuliah pho?

Kalau cuma ijazah, nilai yang dikejar maka yang kita dapatka itu semu. Ya memang, mungkin nilai kita jadi bagus, IP tinggi, kita lulus, tapi itu cuma KOSONG. Apa mau ketika kita ditanya tentang materi bidang studi kita, kita nggak bisa jawab gara-gara pas UAS nyontek?

Sekarang kembali ke niat awal. Kita kuliah itu untuk belajar. Belajar banyak hal.Mulai dari jujur, tanggung jawab, kerja keras, pengorbanan, kehidupan. Dan, hey kawan itu jauh lebih berharga daripada sebuah IP tinggi.


10 Januari 2014

CEC HIMA KIMIA 2014

for senior high school... Let's Join This
http://cechimakimiauny.wix.com/2014#!home/mainPage