Jumat, 10 Oktober 2014

Suatu Pertanyaan


Pemberontakan...
Penyesalan..
Harapan..
Seolah membumbung tinggi
Menyesakkan dada
Sementara kapasitasnya tak bertambah..
    Embun, mata air,
    Seolah menjadi barang langka,
    Ketika fatamorgana semakin kronis
Cahaya, sinar,
Seolah tak sanggup
Menerobos pekatnya gelap
    Ketika semuanya menjadi satu
    Reaksi kimia yang tak bisa dijabarkan
    Hanya tertoreh di kertas putih
Seperti teka-teki yang buntu
Konstanta integral tak tentu yang bermakna banyak..
    Pertanyaan yang hanya bisa dijawab
    Kemurnian hati,
    Kejernihan pikiran,
    Ketulusan cinta untuk Sang Pencipta

Dengarkan

akhir-akhir ini kembali berkutat dengan quote ini,,bukan pendapat ini,,bukan dengan nasihat ini

"Ketika kita menghadapi orang lain, entah itu ketika kita sedang sebagai tempat curhat atau ketika kita mengalami sebuah kesalalahpahaman atau berbeda pendapat dengan orang lain, maka cobalah memandang masalah tersebut bikan cuma dengan pandangan dari sisi kita, tapi juga dengan pandangan orang lain."

Ya, karena setiap orang sudah dibesarkan dengan pandangan nilainya masing-masing. setiap orang punya standar nilainya masing-masing. Kita tak akan bisa merubahnya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tetaplah selalu menghormati nilai tersebut, selama nilai tersebut sesuai dengan  aturan agama. Nilai bukan alasan untuk menyalahi aturan agama.

Poin pentingnya adalah mau mendengarkan orang lain. Jangan hanya mendengarkan suara kita saja. Toh, dalam lingkungan kita akan banyak suara yang mungkin saja bertentangan dengan apa yang kita suarakan. Kalau tak ada yang mau mendengarkan lalu jadi apa? Bukankah suara musik itu terdengar bagus karena semuanya bersuara sesuai dengan irama? sesuai dengan waktu dan bagian masing-masing. Intinya saling menghormati dan menghargai sambil terus berpegangan di jalan syariat.

Malam yang penuh dengan  lantunan suara takbir yang mengema
Menemani hati yang sedang gundah gulana #alay
Tak tahu kenapa akhir-akhir ini lebih sering deg-degan daripada dulu
Padahal cuma lagi sendiri
Bahkan jalan pun rasanya kaki lemas
Sedikit limbung memang

Sedikit introspeksi
Kalau keadaan saya seperti ini, artinya ada sesuatu yang salah
Entah itu dari keadaan fisik saya yang memang sudah dari lama "ringkih"
Atau keadaan psikis yang sedang diuji

Sebenarnya apa yang salah?
Terlalu stress? Banyak Pikiran? Banyak tugas?
Kurasa dulu pernah jauh lebih parah daripada ini...
Kurang tidur?
Bukan, sekarang tidurnya lebih teratur

lalu apa?

Pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya sedikit lebih sering terpekur
Biasanya nggak pernah sebelum tidur duduk terdiam
Tapi, sekarang memang sedang ada yang salah

Lalu sebuah kilasan-kilasan kejadian akhirnya menyadarkan
Ada yang salah memang
Dan saya merasa cukup bodoh
Kenapa hal itu terjadi lagi
Kenapa hal yang sama selalu berulang

Muhasabah diri...
Futur memang sering menerjang
Tapi, kalau bukan diri sendiri yang memulai bergerak
siapa lagi?



-miftah_n-

Senin, 06 Oktober 2014

"Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan semakin kabur, definisinya adalah keberadaan cinta itu sendiri.





_Ibnu Qayim_