Teruntuk kamu penikmat langit fajar.
Kamu hebat. Itu yang terlintas di pikiranku.
Menikmati langit fajar di kala orang-orang masih terlelap.
Memulai hari ketika orang-orang masih berselimut mimpi.
Kamu mengagumkan.
Teruntuk kamu penikmat langit ketika ia putih bersih.
Aku kagum. Kamu menangkap hal kecil menjadi sesuatu yang mempesona.
Aku heran. Kamu mengubah langit yang biasa menjadi sesuatu yang sangat menawan.
Kamu mengagumkan.
Teruntuk kamu penikmat langit senja.
Kamu orang yang sangat sabar. Menunggu sesuatu yang hanya datang sebentar.
Tapi, kamu punya caramu sendiri untuk menikmatinya.
Kamu benar. Senja memang selalu mempesona. Tapi, hati-hatilah. Ada kewajiban yang harus kamu tunaikan setelah senja datang.
Teruntuk kamu penikmat langit malam.
Aku hanya mengira, mungkin kesendirian menjadi kebahagiaanmu sendiri.
Mungkin keheningan lebih baik untukmu daripada sebuah hiruk pikuk yang menganggu.
Tenang saja. Kamu tak sendiri.
Dan teruntuk kamu yang selalu bersujud ketika orang-orang terlelap.
Untuk kamu yang selalu menangis memohon ampun pada Tuhanmu
Untuk kamu yang tak pernah menyalahkan takdir
Untuk kamu yang tak lelah berdoa dan selalu yakin akan ada jawaban atas semua pertanyaan.
Semoga kamu menemukan sebuah kebahagiaan yang hakiki.
Tidak. Kamu sudah menemukannya kupikir.
Tidak terlena atas dunia fana ini
Tapi tidak mengabaikan dunia fana ini.
Selamat.
Selamat untuk kamu.
-Hikari-