pra-ETT
versi saya
8 Juli 2014 pukul 1:32
Pengen nulis!
Bismillah...
Entah ini memang
sudah saatnya evaluasi atau belum,
Tapi bagi saya
rasanya tetap "sudah setengah jalan.."
Hari-hari belakangan
ini, saya disibukkan beberapa agenda kaderisasi KSAI, welcoming the fresh
graduates.
Saya jalankan
sebaik-baiknya karena begini memang baiknya, sekarang waktunya, disini
tempatnya. Tapi barulah lama-lama saya ingat lagi tujuan akhir kaderisasi ini,
yakni siapnya generasi penerus yang lebih baik. Harapan-harapan itu.
Harapan-harapan yang harusnya bisa menghiasi kerja-kerja tak kenal henti,
pengorbanan yang ternyata sudah bukan hanya dari bagian diri sendiri, tapi juga
merembet ke hak-hak orang lain; keluarga yang bersabar, memaklumi, sampai
mendukung meski waktu kita untuk mereka sudah sangat banyak berkurang.
Seorang Kakak juga
mengingatkan, "Orientasi kita tetap semoga KSAI bisa segera dibubarkan.
Ketika, adik-adik kita di SMA sudah semakin keren dan mandiri. Karena setiap
zaman harusnya mengajarkan perbaikan agar kesalahan lama tidak terulang
lagi."
Oh, saya tidak akan
selamanya di sini. Ternyata waktu saya terbatas. Ternyata, ini akan jadi
kesempatan yang takkan pernah terulang lagi.
Namun apa yang telah
saya beri?
Namun justru, apalagi
yang akan saya sesali nanti?
Karena itu, ketika
ada yang muncul bertanya, "kok kayaknya kita semakin loyo ya?"
Itu tandanya segera
butuh evaluasi tengah tahun #eh
Mungkin ya ^^"
supaya bisa mengukur kerja dan ketercapaian kita yang sebenarnya.
Tapi saya setuju.
Karena sejatinya pertanyaan itu berbalik ke diri kita sendiri. Mungkin kita
sangking kurang aktif, mungkin kita sangking kurang perhatiannya?
Saya ingin
mengingatkan diri saya sendiri dan teman-teman semua, untuk kembali mengingat
apa dan bagaimana seharusnya peran masing-masing kita, sampai pada kapasitas
apa yang dibutuhkan untuk menjalankan peran-peran itu. Walaupun, kata seorang
Ustadz, sebenarnya untuk melakukan ketaatan itu yang dibutuhkan hanya MAU atau
TIDAK; berbeda dengan kemaksiatan yang butuh kemampuan macam-macam (butuh dana,
kemampuan berkelit, kamuflase, dll ^^")
Ya, mari belajar lagi
untuk menghayati peran. Khususnya di bulan Ramadhan ini, khususnya sebelum masa
evaluasi tengah tahun sungguhan datang (walaupun harusnya ada bagian yang tiap
hari ya T.T), supaya evaluasi kita besok efektif, karena telah jauh-jauh
dipersiapkan solusinya. Aamiin
Mungkin KSAI memang
bukan (belum jadi) organisasi besar yang super eksis. (Yakali mau eksis, mental
gue masih mental dibalik layar gini T.T *curcol*) Walaupun kalau dibandingkan
dengan sekolah lain kita amat patut bersyukur.
Saya sendiri masih
percaya kebangkitan itu sejatinya berasal dari diri kita sendiri, di peran kita
masing-masing.
"Di tiap zaman
ada RIJAL (LAKI, tapi bukan gender, melainkan yang berkesiapan menanggung suatu
beban/konsekuensi)-nya. Di kala sangat dibutuhkan, Allah selalu memunculkannya,
yakni pada pribadi-pribadi yang tulus. Sebab ketulusan-lah pendobrak semua pintu."
Saya masih percaya,
bersama-sama kita bisa menjadi barisan kebangkitan itu. Setidaknya punya
keinginan untuk menjadi seperti itu. Biar Allah yang ajarkan bagaimana. Karena
memang hanya Dia yang bisa membimbing kita. Karena bukankah untuk tulus-ikhlas
itu sulit? Bukankah melawan hawa nafsu itu berat? Bukankah untuk insyaf bahwa
diri ini sepenuhnya milik Allah, di tangan Allah, sudah dibeli oleh-Nya butuh
teguran berulang-ulang?
*puk-puk kita T.T*
Tapi kita jangan
berkecil hati, sebab sejatinya "mujahadah" adalah 'ikhlas
menempuh jalan-jalan sulit menuju kebaikan'. Ya, justru yang penting kita
berlapang dada kala itu sulit. Biar Allah yang tentukan hasilnya. (Kajian Ust.
Syatori nih..)
"Dan mereka yang
bersungguh-sungguh berjuang di jalan-jalan (untuk mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah pasti
beserta orang-orang yang berbuat baik." QS Al-Ankabut: 69
Lebih operasionalnya,
mari bangun lagi, pasang tekad.
Mari lebih perhatian
satu sama lain. Saling menasehati..
Coba buka lagi
handbook-nya, harusnya beramal ilmiah-berilmu amaliyah bagaimana…
Saya sendiri sadar
kalau baru sedikit sekali berperan sebagai salah satu 'personalia' KSAI; bantu
menjaga semangat, menjaga kinerja departemen yang saya PJ-nya, menjaga ukhuwah,
memfasilitasi kebutuhan ruhiyah, dan banyak job lainnya.. Afwan. Tapi dalam
usaha kecil ini, siapa saya? Karena meskipun dengan izin Allah, bantuan dari
saya adalah sangat kecil bila dibandingkan kesadaran dan kemauan teman-teman
sendiri.. Karenanya saya rasa SALING MENASEHATI itu sangat penting :')
Jika berkenan mohon nasehatnya untuk saya juga ya..
Dan bagaimanapun saya
sangat bersyukur sudah berjalan--berlari-lari kecil bersama teman-teman sampai
sini..
Pelajaran, hikmah,
dan kehangatan yang mungkin tak semua hamba sudah mendapatkannya..
Sangat bersyukur juga
masih disempatkan Allah untuk mengungkapkan apa yang biasanya tak pernah tuntas
diutarakan ini...
Syukur ini semoga kan
berwujud sebaik-baiknya yaitu kerja dan menjadi manfaat bagi sekitar, ya?
Untuk Allah…
"Dan berpegang
teguhlah kamu semuanya pada tali agama Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu dari sana. Demikianlah, Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." QS Ali
Imran : 103
Kok bisa kita
akhirnya ketemu disini sih?
^^
Yang mencintaimu
karena Allah,
Ai Zahrin 70714
Merinding bacanya,,,,teringat bahwa di awal perjuangan ini ada sedikit rasa tak mau peduli
tapi apa daya, rasa cinta kepada tempat itu tak pernah luntur...
dan di sini perjuangan ini dimulai..
0 komentar:
Posting Komentar