Memasuki semster 6 yang bisa dibilang luaaar biassaa. Well, mungkin secara pribadi sudah tak lagi terikat dengan yang namanya organisasi. Dan, ternyata tantangan lain sudah menunggu. Dihadapkan dengan sistem KKN PPL yang berbeda dari tahun sebelumnya, bahwa tahun ini KKN PPL bisa dikataka hampir bebarengan. Okay, mulaiah dari microteaching ada banyak tugas bertebaran. RPP, rancangan kegiatan semester, bulanan, jumlah jam efektif dll. Laporan praktikum juga masih ada. Hingga ya rasanya baru benar-benar merasa kuliah.
Dan, yang jadi masalah adalah bahwa masalah yang terjadi di semester lalu belum selesai di semester ini. ketika ditanya sebenarnya apa masalahmu? Jawabannya adalah diriku sendiri. You know, it feels like a kite without its thread. Maybe something like that. well, ini jadi permasalahan banyak orang. Hingga mulailah cerita itu mengalir.
Ketika aku berbicara masalah ini dengan salah seorang teman. Tanggapannya adalah persis apa yang pernah kutuliskan dulu, " Ingat kembali, kamu masuk kampus ini buat apa? Ingat kembali bapak ibu di rumah. Kamu mau kuliah itu buat apa? Belajar tho? ya, makanya harus serius. Jangan patah semangat di tengah jalan."
Kira-kira seperti itu. Ya memang, butuh flashback tentang apa yang sebenarnya jadi tujuan kita. Jangan-jangan kita hanya seperti layangan yang hanya mengikuti angin tanpa tahu akan dibawa kemana.
Tapi, sepertinya perlu alasan yang lebih kuat lagi. Karena kurasa titik nadir sekarang ini di bawah nadir yang dahulu pernah menghampiri. Akan lebih baik untuk terbang melintasi waktu dimana kehidupan perkuliahan ini dimulai. ketika tanpa sengaja aku dan temanku mengunjungi sebuah toko buku, dan yaa tujuan awal kami memang membeli buku buat UNAS, tetapi, ada satu buku yang menarik.
Buku saku kecil tentang hadits Arba'in karya Imam Nawawi. Karena bukunya tipis, kecil, ringan dan praktis untuk dibawa, ya makanya kami beli.
Mungkin, bisa dijadikan suatu alasan atau yah tujuan yang baru.
"Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khattab berkata, “Aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
‘Sesungguhnya amal perbuatan membutuhkan niat. Dan setiap orang akan
dibalas sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah
dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
barangsiapa yang hijrahnya karena ingin meraih dunia atau wanita yang
akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.”