Sabtu, 19 Mei 2018

Ramadhan di Tanah Orang

17 Mei 2018

Hari pertama bulan ramadhan di tahun ini. Banyak hal berbeda di bulan ramadhan kali ini. Ini adalah kali pertama bagiku melewatkan ramadhan di tanah orang. Jauh dari keluarga dan dengan kondisi Islam sebagai agama minoritas.

Mulai dari sholat tarawih yang tak bisa dilakukan di masjid. Karena jarak yang cukup jauh. Aku sendiri sholat tarawih di aula kampus bersama mahasiswa muslim lainnya. Tapi, Alhamdulillaah. Ada banyak mahasiswa muslim di sini.

Sahur pertama di bulan ramadhan tanpa masakan ibu. Kalau dulu sahur dan berbuka selalu bersama masakan ibu yang bagiku masakan paling enak. Tapi, sekarang dengan menu seadanya. Yang jelas bisa memenuhi energi untuk puasa.

Tapi, di saat seperti ini pula, kita akan menyadari. Ah, betapa banyak nikmat yang selama ini terlupa. Betapa banyak kesempatan kita untuk beribadah yang terbuang di bulan ramadhan tahun sebelumnya. Ah, Allaah. Tolong hamba untuk bisa melalui ramadhan kali ini dengan sebaik-baiknya.

Sabtu, 05 Mei 2018

Sajak Sajak tak beraturan

Sajak sajak tak beraturan itu mulai merenda dirinya sendiri
Di tengah hiruk pikuk kota
Di tengah keriuhan dunia
Di tengah proses hilangnya keheningan


Sajak sajak tak beraturan itu mulai bermunculan
Di tengah kegundahan hati tak berkesudahan
Di tengah kekhawatiran yang semakin melonjak
Di tengah hilangnya kendali atas nama hati

Sajak sajak tak beraturan itu mulai menghantui
Pada hati yang tak lagi percaya
Pada hati yang terluka semakin dalam
Pada hati yang tak tahu bahwa dirinya sakit

Tapi sajak sajak tak beraturan itu harus ada
Untuk dirangkai kembali menjadi sebuah prosa kehidupan

-hikari-