Jumat, 14 Oktober 2011

secarik jumnas part 3

1 Juli 2011
          Pagi-pagi kami tiba di Bandara Djuanda Surabaya. Kesan pertama adalah kagum. Karena aku belum pernah naik pesawat. Karena belum sarapan akhirnya kami sarapan di bandara. Menu makan pagi ini adalah ayam goreng dan minuman bersoda. Wow, jujur  baru pertama kali ini aku sarapan minumnya pakai soda. Secara kebetulan, kami bertemu dengan Kontingen Jawa Tengah. Wow, mereka orangnya badannya besar-besar.
Sore hari kami tiba di Gorontalo. Harus kuakui Gorontalo memang daerah yang sangat panas. Saat tiba, bukan berarti kami langsung beristirahat. Malah, kami harus kerja bakti memindahkan pasir untuk alas tenda kami, karena kami akan memindahkan sebuah tenda. Jujur, ini pengalaman yang sangat menarik. Bersama-sama dalam satu kontingen kami mulai mengangkut pasir-pasir itu. Bahkan, kami juga dibantu oleh teman-teman dari Provinsi sulawesi Tenggara. Wah, kerja sama yang snagat bagus. Malamnya, kami mulai membahas bagaimana ke depannya. PMR Wira dan Madya mulai rapat membahas tentang meningkatkan semangat PMR Mula yang mulai menurun. Akhirnya disepakati, bahwa masing-masing PMR Wira dan Madya harus mau dekat dan membimbing PMR Mula.
2 Juli 2011
          Hari ini agendanya masih kerja bakti. Dikarenakan posisi tenda yang masih belum pas, kami harus mulai memindahkan pasir-pasir lagi. Tapi, tak apalah, rasanya malah senang banget.
3 Juli 2011  
          Hari ini agendanya kerja bakti membangun Gapura untuk tenda Putri. Karena tenda putra ada di atas bukit, maka diputuskan yang dibangun Gapura Cuma tenda putri saja. Kemudian, rencananya ada gladhi bersih untuk persiapan upacara pembukaan besok. Tapi, entah kenapa dibatalkan. Malamnya, para pembina mulai memberikan arahan bagaimana acara besok.
4 Juli 2011
          Akhirnya, upacara pembukaan JUMNAS dimulai juga. Kami, dari kontingen DIY mulai mempersipakan diri untuk melakukan defille. Dimulai dari kostum, alat-alat yang digunakan. Bukan hanya peserta maupun pembina yang ikut bersiap-siap, tami tamu home stay dari Amerika yaitu Sarah dan Sandy juga ikut memakai kostum seperti kami. Agak susah juga ketika harus memakaikan kain batik kepada mereka berdua.
          Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya tiba juga giliran Kontingen PMI DIY yang unjuk gigi dalam defille. Kami menari sesuai formasi dan bentuk yang diajarkan oleh mbak ruri, pembina kami.
          Setelah itu, Jusuf Kalla selaku ketua PMI PUSAT membuka acara JUMNAS 2011 ini. Setelah rangkaian upacara selesai, semua peserta dari semua kontingen yang mengikuti JUMNAS ini menari bersama. Semuanya bercampur menjadi satu. Entah itu dari kontingen DIY, SULUT, MALUKU, ACEH dll. Semuanya berkumpul menjadi satu.
          Setelah itu ada penampilanc tarian daerah dari pemuda-pemudi Gorontalo. Nah ini penampilan yang ditunggu, sang maskot dari Gorontalo. Yup, Briptu Norman Kamaru akan menyanyi dan menari di tengah lapangan untuk menghibur para peserta Jumbara. Wow, akhirnya bisa melihat secara langsung juga.
          Setelah upacara, kami kembali ke tenda. Mulai saat ini, kami akan berbagi tugas. Hari ini jadwalnya anak-anak kreasi remaja yang berlomba, putra-putri faforit juga akan memulai aktivitasnya, dan peserta yang bertugas menjaga stand pameran juga bersiap. Aku kali ini bebas, jadi cuma di tenda untuk jaga tenda. Tapi, ketika aku selesai makan siang, tiba-tiba ada panggilan dari  mbak Obie, “ mif, kamu bebas tho, kamu ikut sarasehan ya, sekarang, cepet dah selesai makan tho. Tak tunggu 5 menit, bawa alat tulis ya, jangan lupa ID Cardnya juga. Ok?”
          What! Ah mendadak banget. Dengan terburu-buru aku bersiap-siap. Aku bersama Qodri yang bertugas ikut sarasehan. Kali ini tempatnya  di Aula Kelurahan Bongohulawa. Kelak aku Cuma akan mondar-mandir di sekitar Bongohulawa dan  Kayu Merah.
          Oke, perjalanan ke Bongohulawa itu memakai bis, ehm,kalau di Jogja seperrti bis KOPATA. Karena kontingen berjumlah 33, dan setiap kontingen mengirim 2 wakil ditambah pembina, bisa dbayangkan betapa sesaknya bis itu. Aku terduduk dan tersudut di sisi dekat jendela. Untung Kantor Kelurahan Bongohulawa cukup dekat, sehingga  Cuma sebentar perjalanannya.
          Setelah sampai, kami disuruh menunggu pemateri yang belum datang. Sambil menunggu kami saling menunjukkan yel-yel masing-masing kontingen. Tapi, Jogja belum dipanggil, jadi aku sama Qodri Cuma seperti orang yang menonton pertunjukkan. Disana Qodri juga mempratikkan kemampuan berbahasa sundanya. Aku cuma bisa diam mendengarkan dia berbicara dengan temannnya yang berasal dari Propinsi Jawa Barat dengan Bahasa Sunda.
          Setelah menunggu selama 2 jam lebih pematerinya belum datang juga. Akhirnya banyak pembina yang mulai protes. Dan setelah melalui perdebatan yang sengit, diputuskan bahwa Sarasehannya terpaksa diundur keesokan harinya. Jadi, kami tidak jadi mengikuti sarasehan. Meskipun begitu, kami mendapatkan pin sarasehan. Lumayanlah untuk  dipamerin ke teman-teman Jumnas J.
          Setelah pulang dari sarasehan, aku sudah tidak punya acara lagi. Akhirnya aku pergi ke stand pameran Jogja. Jujur aku antara bingung, pingin ketawa, tapi miris juga. Stand pameran Jogja ternyata kecil banget L, lesehan pula, tapi nggak tahu kenapa malah yang paling laris. Bayangkan setiap hari paling nggak kami dapat uang sekitar 100-150rb. Padahal dari kontingen lain malah bagus-bagus tapi sepi pengunjung. Istimewa banget ya,, J.
          Malam hari, setelah makan malam seperti biasa aku meneriakkan jadwal piket cuci piring. Jujur, aku rindu dengan teriakan itu. Sehabis makan malam Mbak Obie membacaka daftar agenda yang akan kami ikuti. Besok aku masih free  karena LCC baru dimulai hari rabu. Tapi, aku besok dapat jatah jaga stand. Ok. Siap mbak!
          Sehabis itu, ehmm, ini jadwalnya buat PMR Wira dan sebagian PMR Madya buat acara “ galau”. Dan sebagai pengiring musiknya adalah Irfan ( madya dari GK) ama mas Bonar. Mereka  berdua sukses membuat kami galau. Tapi, lucunya setiap ada lirik lagu yang ada huruf “r” nya, pasti kami akan melirik mbak Gista. He he karena dia yang nggak bisa ngucapin huruf “ r”. Malioboro jadi maliobolo  kalau diucapain sama mbak gista J. Bukan cuma mbak Gista yang nggak bisa ngucapin “r” tapi ada pengikutnya, yaitu Salma ( Anak mula Kota) dia juga mula yang paling bisa gemes.






          Oh ya, ada satu hal yang aku lupa, sebelum pembukaan Kontingen Jumnas DIY mendapat tamu home stay dari Amerika Serikat, namanya Sarah dan Sandy. Jujur, aku bingung dengan kebiasaan mereka. Tapi, nggak apa-apa lah buat pengalaman.

0 komentar:

Posting Komentar